Jaka Tarub |
Jaka Tarub
Dahulu kala disebuah desa, namanya desa tarub, hiduplah seorang janda. Janda ini biasa dipanggil dengan sebutan mbok rondo. Suami dari mbok rondo ini sudah lama sudah meninggal. Karena merasa hidup kesepian, lantas mbok rondo mengangkat seorang anak laki-laki dan memberinya nama jaka tarub.
Tidak berasa jaka tarub mulai tumbuh besar. Dia tumbuh menjadi anak yang ringan tangan. Rajin bekerja membantu mbok rondo untuk mengolah sawah, ladang dan kebunnya. Berkat kerja keras joko tarub, hasil pertanian mbok rondo sangat melimpah. Oleh sebab itu mbok rondo mengasihi dan menyayangi jaka tarub seperti menyayangi anak kandungnya sendiri.
Jaka tarub tumbuh menjadi seorang perjaka yang tampan rupawan. Tingkah lakunya pun sopan dan santun. Karena ketampanan dan kesantunanya itulah banyak anak gadis yang mendambakan dia untuk menjadi suaminya. Namun Jaka tarub rupanya belum ada keinginan untuk memiliki istri, yang ada dalam benaknya saat ini adalah dia ingin terus berbakti kepada ibunya mbok rondo. Jaka tarub pun bekerja semakin rajin dan giat, dan hasil kebun, ladang, sawah mbok rondo pun meningkat pesat. Mbok rondo adalah juga seorang yang baik. Dia senantiasa membagikan hasil buminya kepada para warga yang kurang mampu. Suatu ketika mbok rondo bertanya kepada jaka tarub "anakku jaka tarub, kamu sudah besar, sudah dewasa dan sudah jadi perjaka nak. Lekaslah kamu meminang gadis untuk kamu nikahi nak, simbok sudah pengin banget buat nimang cucu". Mendengar pertanyaan mbok rondo jaka tarub pun menjawab "Maaf mbok, Tarub masih ingin berbakti pada simbok. Tarub belum ingin menikah mbok". Lantas simbok berkata "Anakku jaka tarub, simbok sudah tua, nanti simbok kalau sudah tiada siapa yang akan ngurusin kamu?". Lantas jaka tarub menjawab lagi "Sudahlah mbok, nanti tuhan juga akan memberikan jodoh untukku. Yang pasti aku dan simbok harus terus berdoa, biar simbok dikasih umur yang panjang".
Keesokan harinya hari sudah siang, tapi mbok rondo belum bangun. Jaka tarub pun bergumam "nggak biasany simbok jam segini belum bangun. Jangan-jangan simbok sakit". Lantas jaka tarub bergegas menghampiri simboknya dikamar. "Mbok, simbok sakit ya?" Jaka tarub bertanya sambil memegang kening simboknya. Lalu simbok menjawab "Iya le, simbok lagi tidak enak badan". Badan mbok rondo demam tinggi. Lantas jaka tarub buru-buru mencari daun dadap srep buat mengompres mbok rondo. Takdir berkata lain, dihari itu juga mbok rondo tidak tertolong sakitnya. Akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Jaka tarub sangatenyesal dan sedih sekali.
Semenjak kepergian mbok rondo, Jaka tarub sering melamun. Sawah, ladang dan kebun yang semula subur dan menghasilkan kini menjadi terbengkalai. Dia sering bergumam, "untuk siapa lagi hasilnya aku bekerja, simbok sudah tiada lagi". Sampai pada suatu malam jaka tarub bermimpi sedang makan daging rusa.
Keesokan harinya, alhasil dari mimpinya jaka tarub sangat ingin makan daging rusa. Saking penginnya akhirnya jaka tarub pergi ke hutan untuk berburu rusa. Jaka tarub terus berjalan ke tengah hutan, nasib jaka tarub memang kurang bagus. Jangankan rusa, kancil pun tidak ada dia jumpai. Padahal jaka tarub sudah menjelajah ke tengah hutan belantara dimana hutan tersebut belum pernah dijamah oleh manusia. Sesampainya di tepi telaga, jaka tarub merasa kelelahan. Akhirnya diapun tertidur pulas. Ditengah tidurnya yang diterpa angin sepoi-sepoi sayuk-sayuk jaka tarub mendengar suara riuh perempuan yang sedang mandi di telaga. Jaka tarub terpana melihat ada tujuh wanita cantik yang sedang mandi ditelaga. Ditepian danau dia melihat ada tujuh selendang milik gadis-gadis itu. Tanpa pikir panjang jaka tarub mengambil salah satu selendang milik gadis-gadis itu.
Setelah agak lama, gadis tertua mulai mengajak gadis-gadis yang lain untuk segera mentas ke daratan dan pulang ke kahyangan. Ternyata gadis-gadi tersebut adalah bidadari yang sedang turun ke bumi untuk bermain-main. Betapa terkejutnya salah satu bidadari karena selendangnya hilang. Keenam bidadari yang lain sudah ikut membantu, tetapi tetap saja tidak ketemu. Karena waktu sudah sore dan bidadari-bidadari tersebut takut kena marah oleh ayah mereka, akhirnya keenam bidadari tetap naik ke kahyangan. Ditinggalah bidadari tersebut sendirian. Sang bidadari yang ditinggal tersebut sangat sedih danenangis sendirian ditengah hutan. Akhirnya datanglah Jaka taruhb untuk menolong bidadari tersebut.
Lantas jaka tarub bertanya kepada gadis itu, wahai nona siapa namamu? Lalu gadis tersebut menjawab, namaku nawang wulan. Daripada kamu ditengah hutan sendirian, apakah kamu mau ikut aku pulang? Tanya jaka tarub akhirnya Nawang Wulan pun bersedia ikut Jaka Tarub pulang ke rumahnya.
Dengan adanya Nawang Wulan akhirnya kehidupan Jaka Tarub berubah drastis. Yang semula kehidupannya diwarnai dengan kesedihan Akhirnya sekarang hari-hari Jaka Tarub menjadi ceria kembali. Selang beberapa bulan akhirnya Jaka Tarub dan Nawang Wulan menikah. Dari hasil pernikahan mereka, mereka dikaruniai yang diberi nama Nawangsih.
Pada suatu hari nawangwulan pamit mau pergi kepada Jaka Tarub. Ketika itu Nawang Wulan sedang memasak nasi. Dia berpesan kepada suaminya agar menjaga api biar tetap menyala, Tetapi dia berpesan kepada suaminya agar tidak membuka tutup kukusan. Akan tetapi ternyata Jaka Tarub penasaran kenapa istrinya melarang untuk membuka tutup kukusan. Akhirnya dia pun membuka tutup kukusan, di dalam kukusan Ternyata isinya setangkai padi. Lantas jakatarub bergumam pantas padi di lumbung tidak pernah habis ternyata Istriku kalau memasak cuma setangkai padi. Tidak berapa lama akhirnya Nawang Wulan pulang, body and dia membuka tutup kukusan dan dilihatnya disana setangkai padi yang dia masak belum matang. Tahulah dia kalau ternyata suaminya sudah membuka tutup kukusan. Akhirnya mau tidak mau nawangwulan harus menumbuk padi menjadi beras untuk Dia masak. Pada saat dia mencari padi di lumbung di sela-sela padi dia menemukan selendangnya yang hilang. Akhirnya dia sadar bahwa suami dialah yang mencuri selendangnya.
Akhirnya dia menemui suaminya dan dengan nada marah dia bilang kepada suaminya bahwa dia harus pulang ke Kahyangan. Karena merasa bersalah akhirnya Jaka Tarub pun mengijinkan Nawang Wulan pulang ke Kahyangan. Sebelum pergi nawangwulan berpesan kepada Jaka Tarub agar Jaka Tarub membangun sebuah dangau yang fungsinya sewaktu-waktu Nawangsih ingin bertemu dengan nawangwulan dangu itu akan dipergunakan. Dengan syarat Jaka Tarub hanya bisa melihat dari kejauhan.
Keesokan harinya hari sudah siang, tapi mbok rondo belum bangun. Jaka tarub pun bergumam "nggak biasany simbok jam segini belum bangun. Jangan-jangan simbok sakit". Lantas jaka tarub bergegas menghampiri simboknya dikamar. "Mbok, simbok sakit ya?" Jaka tarub bertanya sambil memegang kening simboknya. Lalu simbok menjawab "Iya le, simbok lagi tidak enak badan". Badan mbok rondo demam tinggi. Lantas jaka tarub buru-buru mencari daun dadap srep buat mengompres mbok rondo. Takdir berkata lain, dihari itu juga mbok rondo tidak tertolong sakitnya. Akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Jaka tarub sangatenyesal dan sedih sekali.
Semenjak kepergian mbok rondo, Jaka tarub sering melamun. Sawah, ladang dan kebun yang semula subur dan menghasilkan kini menjadi terbengkalai. Dia sering bergumam, "untuk siapa lagi hasilnya aku bekerja, simbok sudah tiada lagi". Sampai pada suatu malam jaka tarub bermimpi sedang makan daging rusa.
Keesokan harinya, alhasil dari mimpinya jaka tarub sangat ingin makan daging rusa. Saking penginnya akhirnya jaka tarub pergi ke hutan untuk berburu rusa. Jaka tarub terus berjalan ke tengah hutan, nasib jaka tarub memang kurang bagus. Jangankan rusa, kancil pun tidak ada dia jumpai. Padahal jaka tarub sudah menjelajah ke tengah hutan belantara dimana hutan tersebut belum pernah dijamah oleh manusia. Sesampainya di tepi telaga, jaka tarub merasa kelelahan. Akhirnya diapun tertidur pulas. Ditengah tidurnya yang diterpa angin sepoi-sepoi sayuk-sayuk jaka tarub mendengar suara riuh perempuan yang sedang mandi di telaga. Jaka tarub terpana melihat ada tujuh wanita cantik yang sedang mandi ditelaga. Ditepian danau dia melihat ada tujuh selendang milik gadis-gadis itu. Tanpa pikir panjang jaka tarub mengambil salah satu selendang milik gadis-gadis itu.
Setelah agak lama, gadis tertua mulai mengajak gadis-gadis yang lain untuk segera mentas ke daratan dan pulang ke kahyangan. Ternyata gadis-gadi tersebut adalah bidadari yang sedang turun ke bumi untuk bermain-main. Betapa terkejutnya salah satu bidadari karena selendangnya hilang. Keenam bidadari yang lain sudah ikut membantu, tetapi tetap saja tidak ketemu. Karena waktu sudah sore dan bidadari-bidadari tersebut takut kena marah oleh ayah mereka, akhirnya keenam bidadari tetap naik ke kahyangan. Ditinggalah bidadari tersebut sendirian. Sang bidadari yang ditinggal tersebut sangat sedih danenangis sendirian ditengah hutan. Akhirnya datanglah Jaka taruhb untuk menolong bidadari tersebut.
Lantas jaka tarub bertanya kepada gadis itu, wahai nona siapa namamu? Lalu gadis tersebut menjawab, namaku nawang wulan. Daripada kamu ditengah hutan sendirian, apakah kamu mau ikut aku pulang? Tanya jaka tarub akhirnya Nawang Wulan pun bersedia ikut Jaka Tarub pulang ke rumahnya.
Dengan adanya Nawang Wulan akhirnya kehidupan Jaka Tarub berubah drastis. Yang semula kehidupannya diwarnai dengan kesedihan Akhirnya sekarang hari-hari Jaka Tarub menjadi ceria kembali. Selang beberapa bulan akhirnya Jaka Tarub dan Nawang Wulan menikah. Dari hasil pernikahan mereka, mereka dikaruniai yang diberi nama Nawangsih.
Pada suatu hari nawangwulan pamit mau pergi kepada Jaka Tarub. Ketika itu Nawang Wulan sedang memasak nasi. Dia berpesan kepada suaminya agar menjaga api biar tetap menyala, Tetapi dia berpesan kepada suaminya agar tidak membuka tutup kukusan. Akan tetapi ternyata Jaka Tarub penasaran kenapa istrinya melarang untuk membuka tutup kukusan. Akhirnya dia pun membuka tutup kukusan, di dalam kukusan Ternyata isinya setangkai padi. Lantas jakatarub bergumam pantas padi di lumbung tidak pernah habis ternyata Istriku kalau memasak cuma setangkai padi. Tidak berapa lama akhirnya Nawang Wulan pulang, body and dia membuka tutup kukusan dan dilihatnya disana setangkai padi yang dia masak belum matang. Tahulah dia kalau ternyata suaminya sudah membuka tutup kukusan. Akhirnya mau tidak mau nawangwulan harus menumbuk padi menjadi beras untuk Dia masak. Pada saat dia mencari padi di lumbung di sela-sela padi dia menemukan selendangnya yang hilang. Akhirnya dia sadar bahwa suami dialah yang mencuri selendangnya.
Akhirnya dia menemui suaminya dan dengan nada marah dia bilang kepada suaminya bahwa dia harus pulang ke Kahyangan. Karena merasa bersalah akhirnya Jaka Tarub pun mengijinkan Nawang Wulan pulang ke Kahyangan. Sebelum pergi nawangwulan berpesan kepada Jaka Tarub agar Jaka Tarub membangun sebuah dangau yang fungsinya sewaktu-waktu Nawangsih ingin bertemu dengan nawangwulan dangu itu akan dipergunakan. Dengan syarat Jaka Tarub hanya bisa melihat dari kejauhan.
No comments:
Post a Comment